COVID-19

SPIRITUALITAS AGAMA; KESEJATIAN DITENGAH KETERBATASAN FISIK

SPIRITUALITAS AGAMA; KESEJATIAN DITENGAH KETERBATASAN FISIK

Penulis  bersyukur  kepada  Allah  Swt,  atas segala perkenan-Nya. Shalawat beserta salam semoga selalu menyertai Nabi tercinta Muhammad Saw. Para  sahabatnya,  tabiin  hingga  kita  selaku  umatnya yang hidup pada abad ke-21 ini.

Buku  ini,  secara  didaktis,  lahir  ketika  penulis belajar  di  Sekolah  Pascasarjana  (SPs)  UIN  Syarif Hidayatullah  Jakarta.  Melalui  proses  panjang  dan berliku,  alhamdulillah  akhirnya  penulis  bisa  meram- pungkan tugas akhir penelitian tesis berjudul Semangat Hidup  Penyandang  Disabilitas  Paraplegia  Melalui Aktivitas Spiritual, kelak menjadi bahan buku ini.

Berbahagialah  orang  yang  diberikan  ujian  oleh Allah Swt sebagai  penyandang disabilitas paraparese. Di  balik  itu  semua,  tersaji  ladang  amal-baik  yang tidak  terhingga  jika  para  penyandang      disabilitas paraparese  tetap  optimis  menjalani  hidup,  kehidupan dan  penghidupan,  dengan  bekerja  keras,  tekun  dan bersungguh-sungguh,  tidak  lalai  melaksanakan kewajiban baik sebagai ‘makhluk spiritual’, ataupun makhluk sosial, melalui aktivitas spiritual, kerja-kerja sosial.

penyandang disabilitas paraparese. Buku ini memperkuat pendapat yang menyatakan  bahwa,  orang-orang  yang  menderita  sakit atau    mengalami  cacat,  namun  taat  melaksanakan  berbagai kegiatan  spiritual  keagamaan  dapat  menemukan  makna dan  tujuan    hidup,  serta  harapan  masa  depan.  Setiap  orang menghendaki  kesempurnaan  (menurut  persepsi  umum), akan  tetapi  Tuhan  menghendaki  lain.  Ketidaksempurnaan atau keterbatasan fisik seseorang, bagi beberapa penyandang disabilitas  paraparese  bisa  jadi  alasan  untuk  ‘memberontak Tuhan’.  Alih-alih  menerima  kenyataan  dan  mensyukuri ketentuan  Tuhan,  tidak  sedikit  malah  dari  mereka  pesimis dan  gagap  menjalani  hidup.  Spiritualitas  agama,  dalam maknanya yang luas, bisa jadi penangkal itu semua.

Buku  ini  tidak  akan  lahir  tanpa  sentuhan  pihak- pihak  terkait.  Dalam  kesempatan  ini,  penulis  sampaikan penghargaan  yang  sebesar-besarnya  kepada  keluarga  besar Sekolah  Pascasarjana  (SPs)  UIN  Syarif  Hidayatullah  Jakarta atas  ruang  dan  waktu,  di  mana  penulis  menjalani  proses- proses  kecendekiaan;  Prof.  Dr.  Azyumardi  Azra,  MA;  Bapak Kepala  Badan  PPSDM  Kementerian  Kesehatan  RI  yang memberikan  beasiswa;  Ibu  Hj.  Ani  Nuraeni,  SKp,  M.Kes selaku  Direktur  Poltekkes    Kemenkes  Jakarta  I  yang  telah mengizinkan belajar; Ibu Hj. Siti Aminah Waluyo, SPd, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan  Poltekkes Kemenkes Jakarta I  beserta  seluruh  karyawan;  Prof.  Dr.  Yunasril  Ali,  MA  dan Dr.  dr.  H.Syarief  Hasan  Lutfie,  Sp.K.F.R,  selaku  pembimbing penelitian  tesis; kepada seluruh pengelola  Wisma Cheshire, serta  saudara-saudaraku  penyandang  disabilitas  paraplegia pada umumnya.

Terakhir,  penghargaan  dan  terima  kasih,  penulis sampaikan kepada suami tercinta, Djadjang Lukman, anakku Tia  Rakhma  Yulisa,  adik-adikku  terutama  Kalvin  Biswan dan  Kapti  Mulyani,  ibunda  tersayang  Hj.  Marhana.  Sangat luar  biasa  dukungan,  do’a  dan  motivasi  serta  bantuan  yang mereka  berikan.  Semoga  Allah  Swt,  membalasanya  dengan setimpal.

Jakarta, Maret 2013. 

Marwati Biswan, MA.Kes

Klik untuk mengunduh

Bagikan halaman ini: