COVID-19

Analisis Dampak Tingkat Hunian Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Rumah Sakit X

Analisis Dampak Tingkat Hunian Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Rumah Sakit X

Abstrak

Sesuai dengan misi Kementerian Kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani ,maka peran rumah sakit swasta terutama menjadi semakin diperlukan .Data  rumah sakit online pada 16 Juni 2014 berjumlah  2322 dimana  rumah sakit umum berjumlah  1775   (76,44 %) dari total rumah sakit  diseluruh Indonesia . Sedangkan rumah sakit  umum swasta berjumlah 433  yaitu sebesar  24,39 % dari jumlah rumah sakit umum yang ada .Agar rumah sakit swasta bisa mandiri  ,maka harus dapat meningkatkan pendapatan tanpa melupakan faktor sosial rumah sakit sehingga laba bersihnya dapat digunakan untuk pengembangan dan peningkatan mutu rumah sakit. Rawat inap sebagai salah satu usaha pokok rumah sakit merupakan penyumbang terbesar untuk pendapatan .Pada penilaian kinerja keuangan rumah sakit setiap tahun dilakukan analisa anatara lain ratio likuiditas ,solvabilitas ,aktivitas dan profitabilitas.Pada rasio profitabilitas antara lain diukur rentabilitas modal sendiri yaitu  mengukur rasio berapa laba setelah pajak yang dihasilkan berbanding dengan  modal yang telah dikeluarkan pada tahun tersebut.Dampak pendapatan  tingkat hunian rumah sakit sebagai usaha pokok Unit Rawat Inap dalam memberikan pengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri memberikan sifat yang berbeda . Tidak selamanya tingkat hunian memberikan dampak yang positif terhadap rentabilitas modal sendiri ,melainkan adakalanya tergantung komposisi dan kondisi keuangan rumah sakit tersebut .Untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas ,maka penulis mengadakan penelitian di Rumah Sakit X dan hasilnya  pada tahun 1997 tingkat hunian mencapai 65,84% ,kemudian pada tahun 1998 dimana Indonesia terjadi krisis ekonomi menurun menjadi 61,44% yaitu  menurun sebesar 4,4 % .Pada tahun 1999 naik menjadi 63,65% dan pada tahun 2000 naik menjadi 64,81%.Tingkat hunian ini dianggap bailk bila dilihat dari standar Kementerian Kesehatan yaitu antara 60- 85%,tetapi dari analisa grafik Barber Johnson belum efisien .Perkembangan rentabilitas modal sendiri mengalami peningkatan dari tahun1997 sebesar 8,66%menjadi 19,16% pada tahun 1998 .atau naik sebesar 10,5% disusul penurunan  pada tahun 1999 menjadi 18,09% dan pada tahun 2000 menurun kembali menjadi 16,8%.Berdasar perhitungan koefisien korelasi antara tingkat hunian dan rentabilitas modal sendiri menunjukan bahwa koefisien korelasi  ( r )  -0,82 berarti terdapat hubungan yang negatif dan kuat antara tingkat hunian dengan rentabilitas modal sendiri ,sehingga kenaikan /penurunan tingkat hunian akan diikuti penurunan / kenaikan pada rentabilitas modal sendiri. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa bila penjualan meningkat akan berdampak terhadap peningkatan laba,karena di RS X terjadi penurunan tingkat hunian (BOR) tetapi rentabilitas modal sendiri trendnya naik Disebabkan oleh usaha lain-lain seperti bunga deposito yang tinggi dan pendapatan Farmasi yang meningkat .Padahal peningkatan Total asset turn over hany meningkat rata-rata sebesar 0,21 kali .Pengaruh tingkat hunian terhadap rentabilitas modal sendiri Rumah Sakit X  adalah 67 %,berarti masih ada 33 % variabel lain yang mempengaruhi rentabilitas modal sendiri .Rumah Sakit X sebagai rumah sakit swasta non profit dapat mandiri terlihat dari peningkatan profitabilitas terutama rentabilitas modal sendiri.

Klik untuk mengunduh

Bagikan halaman ini: